Jakarta, Universitas Trisakti. Jurusan Teknik Arsitektur FTSP Universitas Trisakti menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan “Eko Arsitektur” yang diikuti sekitar 100 orang dari berbagai intansi pendidikan dan pemerintahan berlangsung di Galeri Seni Nasional, Jl. Merdeka Timur, Jakarta Pusat (3/12). Dalam seminar ini menghadirkan 4 Pembicara Utama yaitu Ir. Irwan Prijanto dari Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia, Ir. Jatmika Adi Suryasubrata, MSc, PhD dari Universitas Gajahmada, Ir. Jimmy Siswanto Juwana, MSAE dari Universitas Trisakti dan DR. Bahk dari NIPA/KOICA Korea Selatan dengan Moderator Prof. Ir. Agus Budi Purnomo, MSc.PhD dari Universitas Trisakti yang dilanjutkan dengan Presentasi dari 12 makalah disajikan dalam seminar tersebut. Dekan Dr. Ir. Bambang Endro Yuwono, MS dalam sambutannya mengatakan, isu tentang keberlanjutan dan lingkungan sudah sering kita dengarkan dan itu mengingatkan kepada kita untuk selalu berbuat dan terus terkait dengan keberlanjutan dan lingkungan ini. Bagi kita terutama di Universitas Trisakti ini menjadi sangat penting karena visi untuk meningkatkan taraf hidup dan peradaban dan tentunya sangat sesuai dengan tema berkelanjutan ruang huni masa depan, dan saya mengharapkan seminar ini mendapatkan manfaat dengan pemikiran yang segar dengan berbagai makalah yang tentunya kita akan kembangkan untuk masa depan, sebagai wujud nyata sumbangsih kita kepada negara, harap Dr. Ir. Bambang Endro Yuwono, MS. Sedangkan Jimmy S. Juwana, MSAE salah satu pembicara dalam seminar dengan judul “Kota Hijau Cerdas Kota Masa Depan” mengatakan, pertumbuhan orang yang berada di perkotaan sejak tahun 2007 sudah melebihi jumlah orang yang tinggal di pedesaan. Meskipun tingkat kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di pedesaan terus meningkat, namun arus urbanisasi ke kota-kota besar tetap berlangsung. Untuk menjaga agar kota tetap dapat melayani kebutuhan penduduk dengan pola dan gaya kehidupan modern yang memiliki ketergantungan terhadap peralatan komunikasi dan informasinyang berlangsung serba cepat, diperlukan penataan kota yang merupakan kombinasi dari sistem digital dan menjadikannya kota hijau cerdas. Penambahan prasarana dan sarana utilitas kota serta transportasi publik yang tertata dan cepat, dapat menimbulkan kendala pada keseimbangan ekosistem dengan hilangnya keanekaragaman hayati. Penambahan ruang terbuka hijau, hutan kota dan usaha penghijauan di bangunan gedung akan memberikan nilai kehidupan yang lebih baik dan dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan, tegas Ir. Jimmy S. Yuwana, MSAE.
↧